indosiar.com, Sukoharjo - Kekeringan yang melanda wilayah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah semakin parah. Warga sebagian kesulitan mendapatkan air bersih, karena dalam sebulan terakhir seluruh sumber air sudah kering. Bantuan air bersih yang datang pun menjadi rebutan warga.
Ratusan warga Desa Kamal, Kecamatan Bulu, Sukoharjo ini langsung berbondong-bondong menuju halaman balai desa saat bantuan air bersih dari Pemkab setempat datang. Desa ini adalah salah satu desa di Kecamatan Bulu yang paling parah dilanda kekeringan sejak awal Juli lalu.
Selain Kecamatan Bulu, kekeringan paling parah terjadi di dua kecamatan lain yaitu Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Weru. Bantuan air bersih seperti ini dilakukan dua kali sepekan sebanyak 15 ribu liter untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga.
Warga mengaku desanya selalu mengalami kekeringan pada setiap musim kemarau. Seluruh sumber air termasuk sungai dan sumur warga bahkan sudah kering sejak awal Juli lalu. Warga pun harus rela berjalan kaki puluhan kilometer untuk mendapatkan air bersih di kecamatan lain. Bantuan air bersih yang datang dua kali dalam sepekan biasanya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan air selama lima hari. Karena itu warga hanya menggunakan air bersih ini untuk air minum dan memasak.
Senin, 16 Mei 2011
Krisis Air Bersih, Warga Saling Berebut Air
Kekeringan yang melanda wilayah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah semakin parah. Warga semakin kesulitan mendapatkan air bersih, karena dalam tiga hari terakhir seluruh sumber air sudah kering. Bantuan air bersih pun menjadi rebutan warga.
Ratusan warga Duku Tunggul, Desa Wuru, Kecamatan Wuru, Sukoharjo ini langsung berbondong - bondong menuju halaman Balai Desa. Saat bantuan air bersih dari tangkap setempat datang. Desa ini adalah salah satu desa di Kecamatan Wuru yang saling parah dilanda kekeringan.
Menurut warga kekeringan diwilayah mereka terjadi sejak awal Mei, kemarau yang berkepanjangan akhirnya membuat warganya mengalami krisis air bersih. Sumur - sumur yang telah dibuat dengan kedalaman dua puluh lima meter tetap saja tak mengeluarkan air.
Selain Kecamatan Wuru kekeringan yang paling parah terjadi di kecamatan lain, yaitu Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Bulu. Bantuan air bersih seperti ini dilakukan dua kali sepekan sebanyak lima belas ribu liter, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan air selama tiga hari.
Ratusan warga Duku Tunggul, Desa Wuru, Kecamatan Wuru, Sukoharjo ini langsung berbondong - bondong menuju halaman Balai Desa. Saat bantuan air bersih dari tangkap setempat datang. Desa ini adalah salah satu desa di Kecamatan Wuru yang saling parah dilanda kekeringan.
Menurut warga kekeringan diwilayah mereka terjadi sejak awal Mei, kemarau yang berkepanjangan akhirnya membuat warganya mengalami krisis air bersih. Sumur - sumur yang telah dibuat dengan kedalaman dua puluh lima meter tetap saja tak mengeluarkan air.
Selain Kecamatan Wuru kekeringan yang paling parah terjadi di kecamatan lain, yaitu Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Bulu. Bantuan air bersih seperti ini dilakukan dua kali sepekan sebanyak lima belas ribu liter, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan air selama tiga hari.
Tak Punya Uang, Warga Konsumsi Air Kotor
Tak Punya Uang, Warga Konsumsi Air Kotor
indosiar.com, Wonogiri - Kekeringan yang melanda wilayah Wonogiri, Jawa Tengah memaksa warga mengkonsumsi air kotor yang didapat dengan mengais air yang masih tersisa dari telaga buatan disekitar pemukiman mereka. Warga mengaku untuk bisa mengkonsumsi air bersih mereka sudah tidak mampu lagi karena kini harus membeli dengan harga 130 ribu rupiah per 5000 liter.
Seperti inilah warga Desa Gendayaan, Kecamatan Parang Gupito, Wongiri, Jawa Tengah saat mengambil air di embung atau telaga buatan di desa mereka.
Meski air sudah berwarna kekuningan, kotor dan bau, namun warga tetap menggunakan air telaga ini untuk mencuci, mandi, memasak serta untuk diminum.
Sejumlah warga mengaku tidak mempunyai pilihan lain, sebab mereka tidak mampu jika harus membeli air bersih yang harganya mencapai 130 ribu rupiah pertangki isi 5000 liter. Ironisnya, hingga saat ini belum ada bantuan air bersih dari pemerintah setempat. Untuk dijadikan air minum, air kotor ini langsung dimasak tanpa disaring lebih dahulu. Meski khawatir akan menganggu kesehatan, namun warga tetap mengkonsumsi air ini.
Desa Gendayaan hanya salah satu dari 14 desa yang mengalami kekeringan di Kecamatan Parang Gupito. Diseluruh Kabupaten Wonogiri kekeringan sedikitnyan melanda 5 kecamatan yaitu Pracimantoro, Giri Tontro, Giri Wiyono, Teromoko dan Parang Gupito
indosiar.com, Wonogiri - Kekeringan yang melanda wilayah Wonogiri, Jawa Tengah memaksa warga mengkonsumsi air kotor yang didapat dengan mengais air yang masih tersisa dari telaga buatan disekitar pemukiman mereka. Warga mengaku untuk bisa mengkonsumsi air bersih mereka sudah tidak mampu lagi karena kini harus membeli dengan harga 130 ribu rupiah per 5000 liter.
Seperti inilah warga Desa Gendayaan, Kecamatan Parang Gupito, Wongiri, Jawa Tengah saat mengambil air di embung atau telaga buatan di desa mereka.
Meski air sudah berwarna kekuningan, kotor dan bau, namun warga tetap menggunakan air telaga ini untuk mencuci, mandi, memasak serta untuk diminum.
Sejumlah warga mengaku tidak mempunyai pilihan lain, sebab mereka tidak mampu jika harus membeli air bersih yang harganya mencapai 130 ribu rupiah pertangki isi 5000 liter. Ironisnya, hingga saat ini belum ada bantuan air bersih dari pemerintah setempat. Untuk dijadikan air minum, air kotor ini langsung dimasak tanpa disaring lebih dahulu. Meski khawatir akan menganggu kesehatan, namun warga tetap mengkonsumsi air ini.
Desa Gendayaan hanya salah satu dari 14 desa yang mengalami kekeringan di Kecamatan Parang Gupito. Diseluruh Kabupaten Wonogiri kekeringan sedikitnyan melanda 5 kecamatan yaitu Pracimantoro, Giri Tontro, Giri Wiyono, Teromoko dan Parang Gupito
Langganan:
Postingan (Atom)