bestsite

Senin, 16 Mei 2011

Akibat Kekeringan, Warga Berebut Air

indosiar.com, Sukoharjo - Kekeringan yang melanda wilayah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah semakin parah. Warga sebagian kesulitan mendapatkan air bersih, karena dalam sebulan terakhir seluruh sumber air sudah kering. Bantuan air bersih yang datang pun menjadi rebutan warga.

Ratusan warga Desa Kamal, Kecamatan Bulu, Sukoharjo ini langsung berbondong-bondong menuju halaman balai desa saat bantuan air bersih dari Pemkab setempat datang. Desa ini adalah salah satu desa di Kecamatan Bulu yang paling parah dilanda kekeringan sejak awal Juli lalu.

Selain Kecamatan Bulu, kekeringan paling parah terjadi di dua kecamatan lain yaitu Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Weru. Bantuan air bersih seperti ini dilakukan dua kali sepekan sebanyak 15 ribu liter untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga.

Warga mengaku desanya selalu mengalami kekeringan pada setiap musim kemarau. Seluruh sumber air termasuk sungai dan sumur warga bahkan sudah kering sejak awal Juli lalu. Warga pun harus rela berjalan kaki puluhan kilometer untuk mendapatkan air bersih di kecamatan lain. Bantuan air bersih yang datang dua kali dalam sepekan biasanya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan air selama lima hari. Karena itu warga hanya menggunakan air bersih ini untuk air minum dan memasak.

Krisis Air Bersih, Warga Saling Berebut Air

Kekeringan yang melanda wilayah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah semakin parah. Warga semakin kesulitan mendapatkan air bersih, karena dalam tiga hari terakhir seluruh sumber air sudah kering. Bantuan air bersih pun menjadi rebutan warga.

Ratusan warga Duku Tunggul, Desa Wuru, Kecamatan Wuru, Sukoharjo ini langsung berbondong - bondong menuju halaman Balai Desa. Saat bantuan air bersih dari tangkap setempat datang. Desa ini adalah salah satu desa di Kecamatan Wuru yang saling parah dilanda kekeringan.

Menurut warga kekeringan diwilayah mereka terjadi sejak awal Mei, kemarau yang berkepanjangan akhirnya membuat warganya mengalami krisis air bersih. Sumur - sumur yang telah dibuat dengan kedalaman dua puluh lima meter tetap saja tak mengeluarkan air.

Selain Kecamatan Wuru kekeringan yang paling parah terjadi di kecamatan lain, yaitu Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Bulu. Bantuan air bersih seperti ini dilakukan dua kali sepekan sebanyak lima belas ribu liter, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan air selama tiga hari.

Tak Punya Uang, Warga Konsumsi Air Kotor

Tak Punya Uang, Warga Konsumsi Air Kotor

indosiar.com, Wonogiri - Kekeringan yang melanda wilayah Wonogiri, Jawa Tengah memaksa warga mengkonsumsi air kotor yang didapat dengan mengais air yang masih tersisa dari telaga buatan disekitar pemukiman mereka. Warga mengaku untuk bisa mengkonsumsi air bersih mereka sudah tidak mampu lagi karena kini harus membeli dengan harga 130 ribu rupiah per 5000 liter.

Seperti inilah warga Desa Gendayaan, Kecamatan Parang Gupito, Wongiri, Jawa Tengah saat mengambil air di embung atau telaga buatan di desa mereka.

Meski air sudah berwarna kekuningan, kotor dan bau, namun warga tetap menggunakan air telaga ini untuk mencuci, mandi, memasak serta untuk diminum.

Sejumlah warga mengaku tidak mempunyai pilihan lain, sebab mereka tidak mampu jika harus membeli air bersih yang harganya mencapai 130 ribu rupiah pertangki isi 5000 liter. Ironisnya, hingga saat ini belum ada bantuan air bersih dari pemerintah setempat. Untuk dijadikan air minum, air kotor ini langsung dimasak tanpa disaring lebih dahulu. Meski khawatir akan menganggu kesehatan, namun warga tetap mengkonsumsi air ini.

Desa Gendayaan hanya salah satu dari 14 desa yang mengalami kekeringan di Kecamatan Parang Gupito. Diseluruh Kabupaten Wonogiri kekeringan sedikitnyan melanda 5 kecamatan yaitu Pracimantoro, Giri Tontro, Giri Wiyono, Teromoko dan Parang Gupito

Senin, 28 Maret 2011

Yuk, Pahami Pentingnya Cairan Tubuh!

KETIKA si kecil jatuh sakit, acapkali dokter berpesan agar moms lebih memerhatikan asupan buah hati tersayang. "Jangan lupa beri minum yang banyak ya, bu!" itulah salah satu nasihat yang terlontar.

Seberapa pentingkah cairan dalam tubuh kita? Tindakan apa saja yang perlu dilakukan bila si kecil kehilangan sejumlah cairan karena kondisi tertentu? Ikuti ulasan di bawah ini!

Menurut dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK (K), MM, dari RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan, fungsi cairan tubuh antara lain sebagai sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke seluruh sel tubuh, mengeluarkan buangan-buangan sel, membantu proses metabolisme sel, sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit, membantu memelihara suhu tubuh, mengontrol proses pencernaan, mengangkut zat-zat seperti hormon dan enzim.

Mengingat pentingnya fungsi cairan tubuh, moms perlu waspada menghadapi situasi berikut:

Diare
Meski penyebab diare beranekaragam seperti gangguan penyerapan, alergi, keracunan atau infeksi dari bakteri, virus dan parasit, namun diare memiliki manifestasi yang sama pada penderitanya, yaitu ditandai buang air besar cair atau lembek dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali lebih dalam sehari).

"Diare akut berlangsung selama kurang dari 14 hari lamanya, sementara diare persisten berlangsung lebih lama dari itu. Pengeluaran cairan yang berlebihan saat diare inilah penyebab utama terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan pada tubuh," ujar dr Sri H Andayani, SpA dari Omni Hospital, Pulo Mas, Jakarta Timur.

Lia menambahkan, "Pada anak-anak, 75 - 80 persen tubuhnya mayoritas terdiri dari air. Oleh karena itu perubahan kadar air yang terjadi dalam tubuh anak meskipun sedikit, akan sangat memengaruhi kondisi kesehatannya."

Disinyalir diare dapat menyebabkan kematian pada bayi akibat dehidrasi. Tingkat dehidrasi dibagi menjadi tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan-sedang dan dehidrasi berat.

"Pada anak gelisah dan rewel dapat menandakan ia mengalami dehidrasi ringan hingga sedang. Sementara pada anak dengan tanda-tanda mengantuk, lesu, lunglai justru menandakan anak mengalami dehidrasi berat. Pada anak tanpa dehidrasi, kondisi umumnya masih terlihat baik dan sadar," terang Sri.

"Jangan lupa amati bagaimana kondisi anak saat menangis! Anak dengan mata cekung dan kering menandakan ia mengalami dehidrasi berat, cekung saja menandakan dehidrasi ringan hingga sedang, sementara anak tanpa dehidrasi, mata masih terlihat normal. Selain itu pada anak dehidrasi sedang dan dehidrasi berat, tidak terdapat air mata ketika anak menangis. Mulut dan lidah pada anak dengan dehidrasi sedang dan berat, saat diraba lidah terasa kering. Sementara pada anak tanpa dehidrasi, mulut dan lidahnya masih basah," imbuh Lia.

Solusi:
- Beri minum pada anak, lalu amati ketika anak sedang minum. "Anak yang minum dengan biasa kemungkinan tanpa dehidrasi, anak yang terlihat kehausan berada dalam kondisi dehidrasi ringan hingga sedang, sementara anak yang minum sedikit atau malas justru dalam keadaan dehidrasi berat!" Sri mengingatkan.

- Sebagai pencegahan, tak harus air putih! Jika anak lebih menyukai rasa air teh, kuah sayur, air kaldu pun dapat diberikan. Bila tidak ada oralit, berikan air putih dicampur garam untuk menghentikan diare sebagai pertolongan pertama.

Catatan: Anak yang diare tidak selalu harus diinfus! Anak perlu diinfus bila pemberian cairan secara oral gagal karena muntah terus-menerus dan BAB yang makin lama makin sering, anak menolak minum atau anak dengan kesadaran menurun.

Si Kecil Sering Pipis
"Jumlah cairan dalam tubuh harus tersedia memadai. Standar kebutuhan air pada manusia biasanya mengikuti rumus 30 cc per kilogram berat badan per hari. Artinya, jika seseorang anak dengan berat badan 30 kg, maka kebutuhan air tiap harinya sebanyak 900 cc atau 0,9 liter. Untuk memenuhi kebutuhan air sebanyak itu, tidak harus selalu berasal dari air yang diminum langsung, melainkan bisa dipenuhi dari sejumlah sumber makanan yang mengandung air," imbuh Lia.

Menurut Lia, meminum air dalam jumlah banyak seringkali membuat anak sering Buang Air Kecil (BAK). "Sering BAK memang menyebabkan banyak kotoran dan racun yang dibuang dari ginjal. Namun minum banyak air dengan tidak didasari pengetahuan memadai, justru dapat membahayakan ginjal. Apalagi jika antara jumlah asupan air ke dalam tubuh dan yang dikeluarkan dalam bentuk urine tidak seimbang jumlahnya!" tegas Lia lagi.

Catatan: Jangan biarkan anak menahan-nahan BAK! Lagipula ketika manusia mengalami kekurangan cairan, secara otomatis tubuh memberi respon dalam bentuk perasaan haus ingin minum. Hal yang harus diperhatikan orangtua adalah jenis dan higienitas cairan yang dikonsumsi anak!

Anak Gampang Berkeringat

Keringat adalah komponen air yang dikeluarkan kelenjar keringat melalui pori-pori kulit. Pada manusia, keringat dikeluarkan untuk mengatur suhu tubuh, karena itu penguapan keringat dari permukaan kulit memiliki efek pendinginan.

Pada cuaca panas atau ketika otot memanas karena bekerja keras, keringat dihasilkan. Produksi keringat akan meningkat dalam keadaan gugup dan mual, serta menurun dalam keadaan demam.

"Anak-anak seringkali mudah berkeringat karena mereka melakukan pelbagai kegiatan fisik yang intens dalam kurun waktu berdekatan. Misal berlarian dari satu tempat ke tempat lain, bermain loncat-loncatan, berteriak-teriak. Hal tersebut tentu saja memicu keluarnya keringat. Semakin banyak kegiatan fisik yang dilakukan, semakin banyak pula produksi keringat si kecil," urai Lia.

Moms tak perlu khwatir, meski si kecil mengeluarkan keringat yang banyak dan cairan tubuhnya berkurang, ia tak akan dehidrasi! Pasalnya, secara otomatis tubuh akan memberi respon alami dalam bentuk perasaan haus ingin minum saat cairan dalam tubuh berkurang.

Catatan: Waspada jika si kecil berkeringat terus-menerus padahal ia tidak melakukan kegiatan fisik yang berat. Segera periksakan anak ke dokter bila hal itu terjadi, karena bisa saja mengindikasikan penyakit tertentu.

Suka Meludah

Air liur atau ludah bukan sekadar cairan di mulut yang dianggap menjijikkan dan kotor. Ada banyak hal yang dapat diketahui dari air liur. Apa saja rahasia di balik air liur?

"Sebagian besar komposisi air liur adalah air, tetapi di dalamnya terkandung pula elektrolit, bakteri, virus, jamur, sekresi dari hidung dan paru-paru, sel-sel dari lapisan mulut dan sekitar 500 jenis protein. Tentu saja isi dari air liur bergantung pada apa yang dimasukkan ke dalam mulut, seperti puing-puing makanan. Komponen pasta gigi juga umum ditemukan dalam air liur. Kandungan air liur setiap orang pun berbeda," jelas Lia.
Begitu pula menurut Sri, meludah (regurgitasi) kerap terjadi pada bayi, sangat umum dan dianggap normal. Bayi biasanya meludahkan susu yang telah tercampur dengan air ludah dan mukus (lendir) saat mereka bersendawa. Ini terjadi karena mereka mengonsumsi terlalu banyak sampai perut mereka sudah tidak dapat menampungnya.

"Meludah disebabkan sistem pencernaan bayi masih belum sempurna. Otot di esofagus (saluran antara kerongkongan dan perut) dan perut masih belum menutup dengan sempurna. Karena saluran ini terbuka, maka isi perut dapat dengan mudah keluar kembali ke atas. Beberapa bayi mempunyai frekuensi kebiasaan meludah lebih banyak dari bayi lain. Hampir 50 persen bayi umur 0-3 bulan suka meludah, ini terjadi sampai bayi mencapai usia berkisar 4 bulan. Kebiasaan meludah akan hilang saat proses pencernaan bayi telah sempurna," papar Sri.

Catatan: Bila bayi meludah dalam frekuensi terlalu sering, Anda tak perlu khawatir. Meludah tidak akan membuat anak lemas karena kekurangan cairan tubuh. Kebiasaan meludah akan berkurang secara signifikan saat bayi berumur 6-7 bulan.

"Bayi yang sering meludah sejak dini biasanya akan terus meludah sampai berumur 10-12 bulan. Meludah jarang terjadi pada bayi yang berusia di atas 12 bulan dan biasanya akan berhenti pada saat bayi berusia 18 bulan." Sri menambahkan.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit:
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan berat badan. Selain itu sesuai aturan, cairan tubuh menurun seiring dengan peningkatan usia.

2. Jenis kelamin
Laki-laki dalam tubuhnya memiliki lebih sedikit sel lemak ketimbang perempuan. Oleh karena itu jumlah cairan tubuh pria lebih banyak dari wanita. Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih banyak mengandung lemak tubuh.

3. Sel-sel Lemak
Orang yang lebih gemuk dipastikan mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus. Karena tubuhnya mengandung sel lemak yang lebih banyak. Sedangkan sel lemak mengandung sedikit air, sehingga kandungan air dalam tubuh menurun seiring dengan peningkatan lemak tubuh.
4. Tingkat Stres
5. Keadaan Sakit
6. Temperatur Lingkungan
7. Diet.
http://airsehatindonesia.blogspot.com/.

Air 13 Sungai di Jakarta Berkualitas Buruk

Metrotvnews.com, Jakarta: Sebanyak 13 sungai di Jakarta memiliki kualitas air buruk. Sungai tercemar limbah. Demikian diungkap Kepala Humas PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) Meyritha Maryanie, Selasa (22/3).

Menurut Meyritha, cuma satu air sungai digunakan. Yaitu dari Sungai Krukut. Itu pun, kata dia, lima persen saja digunakan. Kualitas air di Jakarta sangat buruk.

Palyja kini membeli air dari Jawa Narat dan Tangerang. Pilihan itu diambil demi memenuhi kebutuhan air bersih warga Jakarta.
http://airsehatindonesia.blogspot.com/

Konsumsi Air Orang Indonesia Baru 50 Persen

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto mengatakan, konsumsi air orang Indonesia diprediksi baru mencapai 50 persen yang kualitasnya terjaga. Ditargetkan pada 2015, konsumsi itu harus naik sebesar 68,9 persen. “Presiden sudah menyatakan pada 2025 tidak ada lagi warga Indonesia yang tidak mengkonsumsi air sehat,” katanya saat ditemui di Grand Kemang Hotel pada Selasa, (22/3).
Sedangkan di perkotaan, dari 121 juta orang yang ada hanya sekitar 87 juta yang bisa mengakses air bersih tersebut. Terlebih lagi laju urbanisasi yang memiliki konsekuensi terhadap upaya memfasilitasi prasarana dan sarana memadai.

Menurutnya, penanganan kenaikan pertumbuhan kebutuhan atas pelayanan air dan sanitasi di dalam kota merupakan isu yang paling utama. “Oleh karena itu, pengelolaan air perkotaan yang berkelanjutan, efisiensi, dan adil adalah isu yang paling penting di dunia saat ini,” katanya.

Sayangnya, kebutuhan air itu tidak dibarengi dengan kondisi lingkungan. Menurutnya, degradasi lingkungan juga berkontribusi terhadap penurunan ketersediaan air baik kuantitas maupun kualitasnya.

Ia juga menambahkan perubahan tata guna lahan menyebabkan kerusakan kualitas air permukaan, air tanah di eksploitasi berlebihan untuk memenuhi kebutuhan air perkotaan dan daerah industry.

Belum lagi dengan kegiatan pemompaan yang tidak terkendali membuat permasalahan lingkungan, turunnya muka air tanah, instrusi air laut, serta penurunan muka tanah. “Ke semua ini memerlukan perkuatan pada aspek hukum, institusi, dan teknologi,” katanya.
http://airsehatindonesia.blogspot.com/.

Air Kotor Bunuh Lebih Banyak Orang Dibanding Perang

.TEMPO Interaktif, Nairobi - Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkapkan lebih banyak orang yang mati disebabkan oleh air yang tercemar setiap tahunnya dibandingkan akibat segala bentuk kekerasan, termasuk perang.

Dalam laporan PBB yang menyoroti kebutuhan air bersih, Senin waktu setempat, bertepatan dengan peringatan Hari Air Se-dunia, menyebutkan sekitar 2 miliar ton air limbah -termasuk pupuk limpasan, kotoran dan limbah industri- keluar setiap harinya. Limbah bahan bakar menjadi penyebab utama penyebaran penyakit dan kerusakan ekosistem.

UNEP, Badan Lingkungan Hidup PBB melaporkan sebanyak 3,7 persen dari semua kematian di dunia disebabkan oleh penyakit yang berkaitan dengan air. Jutaan kematian manusia disebabkan oleh air tercemar.

Lebih dari setengah tempat tidur pasien di seluruh rumah sakit di dunia diisi oleh orang-orang yang menderita penyakit yang berkaitan dengan air.

"Jika kita tidak dapat mengelola limbah, maka berarti akan lebih banyak lagi orang yang meninggal akibat penyakit yang ditularkan melalui air kotor," kata Direktur Eksekutif UNEP dan Wakil Sekretaris Jenderal PBB, Achim Steiner.

Menurut laporan itu, setidaknya dibutuhkan sebanyak tiga liter air untuk memproduksi satu liter air mineral. Produk air kemasan yang konsumsi di Amerika Serikat membutuhkan sekitar 17 juta barel air bersih per tahun.
UNEP menilai peningkatan pengelolaan air limbah di Eropa telah menghasilkan perbaikan lingkungan yang signifikan di benua itu. Namun, zona mati di laut masih tersebar di seluruh dunia. Zona mati adalah daerah yang kekurangan oksigen yang disebabkan oleh pencemaran.
"Jika dunia internasional ingin mengembangkan kebersihan air agar manusia dapat bertahan hidup di planet ini yang sekarang dihuni 6 miliar manusia dan akan menjadi 9 miliar pada 2050, maka kita secara bersama-sama perlu lebih pintar dan cerdas bagaimana mengelola sampah, termasuk air limbah," kata Steiner.